A.Pengertian Harga Pokok Produksi (HPP)
Terdapat beberapa pengertian harga pokok produksi yang
dikemukakan oleh beberapa ahli yaitu:
1.Garrison dan
Norren yang diterjemahkan oleh Budisantoso (2000) menyatakan “Harga pokok
produksi merupakan biaya manufaktur yang berkaitan dengan barang- barang yang
diselesaikan dalam periode tertentu” (h.61).
2.Witjaksono
(2006) mendefinisikan ”Harga pokok adalah sejumlah nilai aktiva, tetapi apabila
selama tahun berjalan aktiva tersebut dimanfaatkan untuk membantu memperoleh
penghasilan” (h.10).
3.Horngren et
al. menyatakan, “Harga pokok produksi menunjukkan biaya barang yang sampai
diselesaikan, apakah dimulai sebelum atau selama periode akuntansi berjalan”
(h.46).
Dari uraian
diatas dapat di simpulkan bahwa harga pokok produksi (Process Costing) merupakan
semua pengeluaran yang ditujukan untuk pengolahan
bahan, termasuk pengeluaran bahan itu sendiri, dapat berupa bahan mentah atau
barang setengah jadi hingga menjadi barang jadi yang siap dijual yang terdiri
dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik.
B.Karakteristik Harga Proses
- Biaya di akumulasi oleh
departemen atau pusat biaya
- Masing-masing departemen
memiliki buku besar akun persediaan barang dalam proses sendiri. Akun ini
di debet dengan biaya pengolahan yang di keluarkan oleh departemen dan di
kreditkan dengan biaya unit selesai di pindahkan ke departemen lain atau
barang jadi.
- Equivalent Units di gunakan
untuk menyajikan kembali barang dalam proses inventarisasi dalam unit
selesai pada akhir periode.
- Biaya per unit di tentukan oleh
departemen atau pusat biaya untuk setiap periode
- Unit selesai dan biaya yang
sesuai mereka di pindahkan ke departemen berikutnya atau untuk persediaan
barang jadi. Pada unit waktu mennggalkan departemen pengolahan terakhir,
total biaya untuk periode telah terakumulasi dan dapat di gunakan untuk
menentukan biaya unit barang jadi.
- Biaya total dan biaya satuan
untuk setiap departemen secara berkala dikumpulkan, dianalisis, dan di
hitung dengan menggunakan biaya departemen laporan produksi.
C.Fungsi Harga Pokok Produksi
Harga pokok produksi memiliki beberapa fungsi di antaranya sebagai berikut:
1. Harga
pokok sebagai penetapan harga jual.
Harga pokok
merupakan hal penting yang perlu diketahui oleh perusahaan karena harga pokok
dapat memberikan pengaruh terhadap penentuan harga jual produk tertentu.
2. Harga
pokok sebagai dasar penetapan laba.
Apabila
perusahaan telah membuat perhitungan harga pokok maka perusahaan dapat
menetapkan laba yang diharapkan yang akan mempengaruhi tingkat harga jual suatu
produk tertentu.
3. Harga
pokok sebagai dasar penilaian efisiensi.
Harga pokok
dapat dijadikan dasar untuk mengontrol pemakaian bahan, upah dan biaya produksi
tidak langsung. Hal ini dapat dilakukan dengan menetapkan harga pokok standar
terlebih dahulu dan kemudian membandingkan dengan harga pokok yang aktual atau
yang sebenarnya terjadi. Apakah terdapat selisih antara perhitungan kedua harga
pokok tersebut,atau sebaliknya.
4. Harga
pokok sebagai dasar pengambilan berbagai keputusan manajemen.
Harga pokok
merupakan suatu pedoman penting sekaligus sebagai suatu dasar untuk pengambilan
keputusan khusus perusahaan, misalnya:
- Menetapkan
perubahan harga penjualan.
- Menetapkan
penyesuaian proses produksi.
- Menetapkan
strategi persaingan di pasaran luas dan merencanakan ekspansi
perusahaan.
- Pengambilan
keputusan-keputusan khusus manajemen, seperti apakah akan membeli atau
membuat sendiri suatu suku cadang, apakah menerima suatu pesanan khusus
dengan harga khusus atau tidak.
D.Unsur-Unsur Harga Pokok Produksi
Menurut
beberapa ahli terdapat 3(tiga) unsur-unsur harga pokok produksi. Mengacu pada
pendapat Rayburn (1999), unsur-unsur harga pokok produksi terdiri dari:
1. Bahan
Langsung (Direct Material)
Adalah
setiap bahan baku yang menjadi bagian yang tak terpisahkan dari produk jadi.
Sebagai contoh, dalam membuat pakaian pria, kain merupakan bahan
langsung.
2. Biaya
Tenaga Kerja Langsung (Direct Labor Cost)
Adalah upah
yang diperoleh pekerja yang mengubah bahan dari keadaan mentah menjadi produk
jadi. Sebagai contoh, upah yang dibayarkan kepada pekerja pabrik pakaian yang
memotong kain dan menjahit hasil potongan tersebut adalah biaya tenaga kerja
langsung.
3. Overhead
Pabrik
Terkadang
biaya ini disebut sebagai overhead produksi (manufacturing overhead) atau beban
pabrik (factory burden). Overhead pabrik mencakup semua biaya produksi selain
bahan langsung dan tenaga kerja langsung. Penekanannya disini adalah pada
istilah biaya produksi. Sebagai contoh, upah pengendali persediaan adalah
overhead pabrik. Namun, gaji seorang tugas penjualan merupakan beban pemasaran.
Dalam biaya overhead pabrik meliputi 3 biaya produksi dalam suatu perusahaan adalah:
- Bahan baku
tidak langsung (indirect materials), yaitu perlengkapan operasi, reparasi,
dan kebersihan yang digunakan dalam pabrik. Bahan tidak langsung bisa juga
termasuk jenis-jenis biaya bahan yang kecil dan tidak signifikan di mana
biaya bahan itu relatif kecil dibandingkan dengan semua biaya bahan baku
lainnya, seperti benang yang digunakan dalam menjahit pakaian.
- Biaya
tenaga kerja tidak langsung (indirect labor), yaitu pengawas pabrik dan
pekerja terlatih lainnya serta tidak terlatih lainnya, seperti pesuruh,
petugas reparasi, dan pengawas yang secara nyata tidak mengerjakan produk
dan hasil usaha mereka tidak mudah ditelusuri ke produk jadi.
- Biaya
lainnya diluar biaya bahan tidak langsung dan biaya tenaga kerja tidak
langsung, seperti, biaya sewa, pajak, asuransi, penyusutan atas fasilitas
pabrik dan tenaga listrik yang digunakan dalam fasilitas pabrik.
E.Metode Perhitungan Harga Pokok Produksi
Metode penentuan
harga pokok produksi adalah cara memperhitungkan unsur-unsur biaya ke
dalam harga pokok produksi. Dalam memperhitungkan unsur-unsur biaya ke dalam
harga pokok produksi, terdapat dua pendekatan , yaitu pendekatan full
costing dan pendekatan variable
costing
.
1) Full
Costing
Full
costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang memperhitungkan
semua unsur biaya produksi ke dalam harga pokok produksi, yang terdiri
dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik,
baik yang berperilaku variabel maupun tetap. Harga pokok produk yang dihitung
dengan pendekatan full costing terdiri dari unsur harga pokok
produksi (biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik
variabel, dan biaya overhead pabrik tetap) ditambah dengan biaya nonproduksi
(biaya pemasaran, biaya adminisrtrasi dan umum).
2) Variable
Costing
Variable
costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang hanya memperhitungkan
biaya produksi yang berperilaku variabel ke dalam harga pokok produksi, yang
terdiri dari biaya bahan baku , biaya tenaga kerja langsung, dan biaya
overhead pabrik variabel.
Harga produk yang dihitung dengan pendekatan variable costing terdiri dari unsur harga
pokok produksi variabel (biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung,
dan biaya overhead pabrik variabel) di tambah dengan biaya nonproduksi variabel
(biaya pemasaran variabel dan baiaya administrasi dan umum variabel) dan biaya
tetap (biaya overhead pabrik tetap, biaya pemasaran tetap, biaya administrasi
dan umum tetap ). (Mulyadi, 2002 : 18)
F.Laporan Harga Pokok Produksi
Laporan harga pokok produksi yang disajikan dalam akuntansi
biaya juga dapat digunakan sebagai alat untuk membandingkan hasil yang dicapai dengan standard dari budget yang dibuat
sebelumnya. Hal ini dapat berhasil
apabila pengawasan terhadap biaya dilakukan dengan perencanaan biaya yang
tepat dalam setiap kegiatan, sehingga kegagalan-kegagalan atau kurang
efisiennya suatu pekerjaan dapat dihindari.
Contoh kasus laporan harga pokok produksi :
Keterangan
|
Departemen A
|
Departemen B
|
Masuk Proses produksi
Ditransfer ke Dept. II
Unit Ditambahkan
Selesai Diproses
Barang dalam Proses
Tingkat Penyelesaian BDP
-Bahan Baku
-Tenaga Kerja
-Overhead Pabrik
Biaya Produksi
-Bahan Baku
-Tenaga Kerja
-Overhead Pabrik
|
60.000 Unit
50.000 Unit
-
-
10.000 Unit
100 %
20 %
50 %
420.000
156.000
82.500
|
-
-
5.000 Unit
45.000 Unit
10.000 Unit
100 %
70 %
50 %
-
296.000
64.000
|
Laporan Harga Pkok Produksi
Departemen I
Bulan April 19XA
Skedul Kuantitas :
Masuk Proses Produksi 60.000 Unit
Selesai Diproses (jadi) 50.000 Unit
Masih Dalam Proses 10.000 Unit
60.000 Unit
0 Unit
Pembebanan Biaya :
Elemen Biaya
|
Jumlah Biaya
|
Harga Per Unit
|
Bahan Baku
|
420.000
|
7
|
Tenaga Kerja
|
156.000
|
3
|
Overhead Pabrik
|
82.500
|
1,5
|
|
658.500
|
11,5
|
Produk Sesesai = 50.000 unit @ Rp.
11,5 Rp. 575.000
Barang dalam Proses ( 10.000 Unit )
:
100 % BB = 10.000 Unit
@ Rp. 7 Rp. 70.000
20 % TK = 2.000 Unit @
Rp 3 Rp. 6.000
50 % OP = 5.000 Unit @
Rp 1,5 Rp 7.500
Rp 658.500
Keterangan :
a.
Unit
Ekuivalen
Bahan Baku = 50.000 +
10.000 (100%) = 60.000
Tenaga Kerja = 50.000
+ 10.000 (20%) = 52.000
Overhead Pabrik =
50.000 + 10.000 (50%) = 55.000
b.
Biaya
per unit
Bahan Baku = (420.000
: 60.000) x Rp. 1 = Rp 7
Tenaga Kerja =
(156.000 : 52.000) x Rp. 1 = Rp 3
Overhead Pabrik =
(82.500 : 55.000) x Rp. 1 = 1,5
G.Jurnal Untuk Harga Pokok Produksi
- Jurnal untuk pemakaian bahan baku dan bahan penolong
BDP-BBB xxx
Persediaan bahan baku xxx
BDP-BBB xxx
Persediaan bahan penolong xxx
2.Jurnal untuk pencatatan biaya tenaga kerja
BDP-BPK xxx
Gaji dan upah xxx
3.Jurnal untuk pencatatan BOP
BDP-BOP xxx
Berbagai rekening yang di kredit xxx
4.Pencatatan produk jadi
Persediaan produk jadi xxx
BDP-BBB xxx
BDP-BBP xxx
BDP-BTK xxx
BDP-BOP xxx
5.Pencatatan produk dalam proses
Persediaan dalam proses xxx
BDP-BBB xxx
BDP-BBP xxx
BDP-BTK xxx
BDP-BOP xxx