Sabtu, 09 Mei 2015

Harga Pokok Proses

A.Pengertian Harga Pokok Produksi (HPP)


      Terdapat beberapa pengertian harga pokok produksi yang dikemukakan oleh beberapa ahli yaitu: 

1.Garrison dan Norren yang diterjemahkan oleh Budisantoso (2000) menyatakan “Harga pokok produksi merupakan biaya manufaktur yang berkaitan dengan barang- barang yang diselesaikan dalam periode tertentu” (h.61). 

2.Witjaksono (2006) mendefinisikan ”Harga pokok adalah sejumlah nilai aktiva, tetapi apabila selama tahun berjalan aktiva tersebut dimanfaatkan untuk membantu memperoleh penghasilan” (h.10). 

3.Horngren et al. menyatakan, “Harga pokok produksi menunjukkan biaya barang yang sampai diselesaikan, apakah dimulai sebelum atau selama periode akuntansi berjalan” (h.46). 

       Dari uraian diatas dapat di simpulkan bahwa harga pokok produksi (Process Costing) merupakan
semua pengeluaran yang ditujukan untuk pengolahan bahan, termasuk pengeluaran bahan itu sendiri, dapat berupa bahan mentah atau barang setengah jadi hingga menjadi barang jadi yang siap dijual yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik.

B.Karakteristik Harga Proses
      
  1. Biaya di akumulasi oleh departemen atau pusat biaya
  2. Masing-masing departemen memiliki buku besar akun persediaan barang dalam proses sendiri. Akun ini di debet dengan biaya pengolahan yang di keluarkan oleh departemen dan di kreditkan dengan biaya unit selesai di pindahkan ke departemen lain atau barang jadi.
  3. Equivalent Units di gunakan untuk menyajikan kembali barang dalam proses inventarisasi dalam unit selesai pada akhir periode.
  4. Biaya per unit di tentukan oleh departemen atau pusat biaya untuk setiap periode
  5. Unit selesai dan biaya yang sesuai mereka di pindahkan ke departemen berikutnya atau untuk persediaan barang jadi. Pada unit waktu mennggalkan departemen pengolahan terakhir, total biaya untuk periode telah terakumulasi dan dapat di gunakan untuk menentukan biaya unit barang jadi.
  6. Biaya total dan biaya satuan untuk setiap departemen secara berkala dikumpulkan, dianalisis, dan di hitung dengan menggunakan biaya departemen laporan produksi.
C.Fungsi Harga Pokok Produksi
  
          Harga pokok produksi memiliki beberapa fungsi di antaranya sebagai berikut:


1. Harga pokok sebagai penetapan harga jual. 
Harga pokok merupakan hal penting yang perlu diketahui oleh perusahaan karena harga pokok dapat memberikan pengaruh terhadap penentuan harga jual produk tertentu. 

2. Harga pokok sebagai dasar penetapan laba. 
Apabila perusahaan telah membuat perhitungan harga pokok maka perusahaan dapat menetapkan laba yang diharapkan yang akan mempengaruhi tingkat harga jual suatu produk tertentu. 

3. Harga pokok sebagai dasar penilaian efisiensi. 
Harga pokok dapat dijadikan dasar untuk mengontrol pemakaian bahan, upah dan biaya produksi tidak langsung. Hal ini dapat dilakukan dengan menetapkan harga pokok standar terlebih dahulu dan kemudian membandingkan dengan harga pokok yang aktual atau yang sebenarnya terjadi. Apakah terdapat selisih antara perhitungan kedua harga pokok tersebut,atau sebaliknya.

4. Harga pokok sebagai dasar pengambilan berbagai keputusan manajemen. 
Harga pokok merupakan suatu pedoman penting sekaligus sebagai suatu dasar untuk pengambilan keputusan khusus perusahaan, misalnya: 
  1. Menetapkan perubahan harga penjualan. 
  2. Menetapkan penyesuaian proses produksi. 
  3. Menetapkan strategi persaingan di pasaran luas dan merencanakan ekspansi perusahaan. 
  4. Pengambilan keputusan-keputusan khusus manajemen, seperti apakah akan membeli atau membuat sendiri suatu suku cadang, apakah menerima suatu pesanan khusus dengan harga khusus atau tidak. 

D.Unsur-Unsur Harga Pokok Produksi



        Menurut beberapa ahli terdapat 3(tiga) unsur-unsur harga pokok produksi. Mengacu pada pendapat Rayburn (1999), unsur-unsur harga pokok produksi terdiri dari: 

1. Bahan Langsung (Direct Material) 
Adalah setiap bahan baku yang menjadi bagian yang tak terpisahkan dari produk jadi. Sebagai contoh, dalam membuat pakaian pria, kain merupakan bahan langsung. 

2. Biaya Tenaga Kerja Langsung (Direct Labor Cost) 
Adalah upah yang diperoleh pekerja yang mengubah bahan dari keadaan mentah menjadi produk jadi. Sebagai contoh, upah yang dibayarkan kepada pekerja pabrik pakaian yang memotong kain dan menjahit hasil potongan tersebut adalah biaya tenaga kerja langsung. 

3. Overhead Pabrik 
Terkadang biaya ini disebut sebagai overhead produksi (manufacturing overhead) atau beban pabrik (factory burden). Overhead pabrik mencakup semua biaya produksi selain bahan langsung dan tenaga kerja langsung. Penekanannya disini adalah pada istilah biaya produksi. Sebagai contoh, upah pengendali persediaan adalah overhead pabrik. Namun, gaji seorang tugas penjualan merupakan beban pemasaran.
 Dalam biaya overhead pabrik meliputi 3 biaya produksi dalam suatu perusahaan adalah:

  1. Bahan baku tidak langsung (indirect materials), yaitu perlengkapan operasi, reparasi, dan kebersihan yang digunakan dalam pabrik. Bahan tidak langsung bisa juga termasuk jenis-jenis biaya bahan yang kecil dan tidak signifikan di mana biaya bahan itu relatif kecil dibandingkan dengan semua biaya bahan baku lainnya, seperti benang yang digunakan dalam menjahit pakaian. 
  2. Biaya tenaga kerja tidak langsung (indirect labor), yaitu pengawas pabrik dan pekerja terlatih lainnya serta tidak terlatih lainnya, seperti pesuruh, petugas reparasi, dan pengawas yang secara nyata tidak mengerjakan produk dan hasil usaha mereka tidak mudah ditelusuri ke produk jadi. 
  3. Biaya lainnya diluar biaya bahan tidak langsung dan biaya tenaga kerja tidak langsung, seperti, biaya sewa, pajak, asuransi, penyusutan atas fasilitas pabrik dan tenaga listrik yang digunakan dalam fasilitas pabrik. 

E.Metode Perhitungan Harga Pokok Produksi



Metode penentuan harga pokok produksi adalah cara memperhitungkan unsur-unsur  biaya ke dalam harga pokok produksi. Dalam memperhitungkan unsur-unsur biaya ke dalam harga pokok produksi, terdapat dua pendekatan , yaitu pendekatan  full costing dan  pendekatan variable costing 
.
1) Full Costing 
  Full costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke dalam harga pokok  produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik, baik yang berperilaku variabel maupun tetap.           Harga pokok produk yang dihitung dengan pendekatan full costing  terdiri dari unsur harga pokok produksi (biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik variabel, dan biaya overhead pabrik tetap) ditambah dengan biaya nonproduksi (biaya  pemasaran, biaya adminisrtrasi dan umum).

2) Variable Costing 
 Variable costing  merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi yang berperilaku variabel ke dalam harga pokok produksi, yang terdiri dari biaya bahan  baku , biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik variabel.
         Harga produk yang dihitung dengan pendekatan variable costing  terdiri dari unsur harga pokok produksi variabel (biaya bahan baku,  biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik variabel) di tambah dengan biaya nonproduksi variabel (biaya pemasaran variabel dan baiaya administrasi dan umum variabel) dan biaya tetap (biaya overhead pabrik tetap, biaya pemasaran tetap, biaya administrasi dan umum tetap ). (Mulyadi, 2002 : 18)

F.Laporan Harga Pokok Produksi



     Laporan harga pokok produksi yang disajikan dalam akuntansi biaya juga dapat digunakan sebagai alat untuk membandingkan hasil yang dicapai dengan standard dari budget yang dibuat sebelumnya. Hal ini dapat berhasil apabila pengawasan terhadap biaya dilakukan dengan perencanaan biaya yang tepat dalam setiap kegiatan, sehingga kegagalan-kegagalan atau kurang efisiennya suatu  pekerjaan dapat dihindari.
      Contoh kasus laporan harga pokok produksi :



Keterangan
 Departemen A
Departemen B
Masuk Proses produksi
Ditransfer ke Dept. II
Unit Ditambahkan
Selesai Diproses
Barang dalam Proses
Tingkat Penyelesaian BDP
-Bahan Baku
-Tenaga Kerja
-Overhead Pabrik
Biaya Produksi
-Bahan Baku
-Tenaga Kerja
-Overhead Pabrik
60.000 Unit
50.000 Unit
-
-
10.000 Unit

100 %
20 %
50 %

420.000
156.000
82.500
-
-
5.000 Unit
45.000 Unit
10.000 Unit

100 %
70 %
50 %

-
296.000
64.000

























Laporan Harga Pkok Produksi
Departemen I
Bulan April 19XA
Skedul Kuantitas :
Masuk Proses Produksi                                                                               60.000 Unit
Selesai Diproses (jadi)                     50.000 Unit
Masih Dalam Proses                       10.000 Unit       
                                                                                                                     60.000 Unit
                                                                                                                           0 Unit
Pembebanan Biaya :

Elemen Biaya
Jumlah Biaya
Harga Per Unit
Bahan Baku
420.000
7
Tenaga Kerja
156.000
3
Overhead Pabrik
82.500
1,5

658.500
11,5





Produk Sesesai = 50.000 unit @ Rp. 11,5                                               Rp. 575.000
Barang dalam Proses ( 10.000 Unit ) :
100 % BB = 10.000 Unit @ Rp. 7                                                 Rp.   70.000
20 % TK = 2.000 Unit @ Rp 3                                                      Rp.     6.000
50 % OP = 5.000 Unit @ Rp 1,5                                                   Rp      7.500
                                                                                                       Rp  658.500



Keterangan :
      a.  Unit Ekuivalen
Bahan Baku = 50.000 + 10.000 (100%) = 60.000
Tenaga Kerja = 50.000 + 10.000 (20%) = 52.000
Overhead Pabrik = 50.000 + 10.000 (50%) = 55.000
b.  Biaya per unit
Bahan Baku = (420.000 : 60.000) x Rp. 1 = Rp 7
Tenaga Kerja = (156.000 : 52.000) x Rp. 1 = Rp 3
Overhead Pabrik = (82.500 : 55.000) x Rp. 1 = 1,5

G.Jurnal Untuk Harga Pokok Produksi
  1. Jurnal untuk pemakaian bahan baku dan bahan penolong
               BDP-BBB                                xxx

                        Persediaan bahan baku              xxx

              BDP-BBB                                xxx

                       Persediaan bahan penolong        xxx
   
      2.Jurnal untuk pencatatan biaya tenaga kerja

           
                BDP-BPK                               xxx       

                      Gaji dan upah                              xxx


      3.Jurnal untuk pencatatan BOP

              BDP-BOP                                xxx

                     Berbagai rekening yang di kredit xxx


      4.Pencatatan produk jadi

              Persediaan produk jadi           xxx

                     BDP-BBB                               xxx

                     BDP-BBP                               xxx

                     BDP-BTK                              xxx
                     BDP-BOP                              xxx


      5.Pencatatan produk dalam proses


             Persediaan dalam proses        xxx

                     BDP-BBB                               xxx

                     BDP-BBP                               xxx
                     BDP-BTK                               xxx
                     BDP-BOP                               xxx


Tidak ada komentar:

Posting Komentar